Minggu, 02 Mei 2010

Mojang Jajaka Kota Bandung
















Bila di Jakarta kita mengenal Abang None, di Bali ada Teruna-Teruni, di Jogyakarta ada Kang Mas dan Diajeng, kota Bandung memiliki Mojang Jajaka. Mojang adalah istilah sunda untuk wanita yang belum menikah, sedangkan jajaka sebutan untuk pria-nya. Pemuda pemudi yang tinggal di kota Bandung dan masih lajang bisa disebut Mojang dan Jajaka. Lalu apa beda-nya dengan Mojang Jajaka yang satu ini?

Pasanggiri Mojang Jajaka adalah salah satu even tahunan yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Bandung bekerjasama dengan Paguyuban Mojang Jajaka Kota Bandung. Tujuannya untuk mencari nonoman sunda nu hade bibit bebet sareng bobotna. Diharapkan dengan diadakannya pasanggiri ini akan lahir Duta Budaya dan Pariwisata, yang bisa mempresentasikan kepariwisataan Kota Bandung kepada masyarakat luas.

Berbicara mengenai Budaya dan Pariwisata, dua elemen yang cakupannya sangat luas.

Budaya berarasal dari bahasa sansakerta yaitu budhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya baik itu sesuatu yang berwujud (tangible) seperti tempat, bangunan, pakaian, alat-alat rumah tangga, hiasan dll. dan tidak berwujud (intangible) seperti ide, gagasan, perilaku, kebiasaan, aturan dsb. Seni hanyalah bagian kecil dari budaya yang diwujudkan dalam sebuah media, suara dan gerak.

Wisata menurut UU No 10 Tahun 2009 berarti kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuang rekresi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan dan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha dan pemerintah.

Pariwisata memayungi beragam sektor kehidupan dan merupakan ‘The Biggest Earner and Employer’ (Penghasilpendapatan terbesar dan penyedia lapangan kerja/berusaha terbesar) di dunia. Dampak pariwisata tidak hanya berupapeningkatan kualitas lingkungan, namun juga dampakekonomi langsung berupa Pendapatan Pajak, Retribusi dan pendapatan lainnya.

Seorang Mojang Jajaka harus memahami kerangka berfikir ini, sehingga saat pasca pemilihan mereka memiliki visi dan misi ke depan tentang apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai duta Budaya dan Pariwisata terpilih. Saat ini keberadaan Mojang Jajaka masih sebatas ornamen atau "hiasan" pada even-even besar di Kota Bandung. Belum menjadi publik speaker atau representative yang benar-benar bisa mewakili Kota-nya. Diharapkan para Mojang Jajaka dapat duduk satu meja dengan pemerintah untuk mengkomunikasikan ide-idenya membangun Kepariwisataan Kota Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar