Tampilkan postingan dengan label Seni Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seni Budaya. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Juli 2010

Batik Bandungan















Alhamdulilah, siang ini saya masih bisa mendampingi 68 Ibu walikota untuk berkunjung ke Taman Kota Bandung Lautan Api dan Pameran dekranasda di Pendopo Kota Bandung.
Salah satu stand yang menarik perhatian saya di pameran tersebut adalah Batik Bandungan.

Batik Bandungan ini adalah hasil karya Ibu Tetet Cahyati, putri dari pelukis ternama Popo Iskandar. Motifnya Abstrak Geometris dengan warna dasar yang cerah membuat batik ini terkesan dinamis dan casual.

Rabu, 07 Juli 2010

GAMBAR PEMANDANGAN doktrin kental pak Tino Sidin

Dahulu, saat saya masih duduk di bangku TK dan SD dan hanya ada satu channel TVRI. Biasanya setelah mandi sore saya menantikan acara menggambar yang diasuh oleh Pak Tino Sidin.

"Gambar ini datangnya dari Upin TK Seruni, Bagus" Ucapnya.

Meskipun banyak gambar yang ia ajarkan, namun hanya ada satu yang teringat di luar kepala hingga saat ini, yaitu gambar pemandangan. Dua gunung kembar beserta jalan di tengah-nya.



Mungkin anda mengalami hal yang sama dengan saya. Anehnya ketika saya disodorkan selembar kertas kosong dan disuruh menggambar pemandangan, saya teringat lagi dengan gambar yang sama, dan begitu pula ketika saya mengajar menggambar kepada Adik saya. Saya tersenyum mengehkeh.... how is that possible?

Doktrin yang sangat kuat dari pak Tino Sidin ternyata. Pembodohan masal kah, sehingga kreativitas kita terbatasi? Atau dahulu ada kurikulum yang memuat gambar pemandangan di pelajaran kesenian?. Lalu bagaimana cara Anda mengajarkan menggambar pemandangan kepada anak kelak?

Minggu, 27 Juni 2010

Piagam Praktisi Seni Budaya untuk Liestina Agustin S.Pd


Hari kamis, tepatnya tanggal 24 Juli 2010 saya diminta untuk menjadi juri lomba baca tingkat Sekolah Dasar. Setelah dua tahun berturut-turut menjadi dewan juri lomba tersebut akhirnya saya mendapat sertifikat dengan tulisan Liestina Agustin S.Pd P praktisi Seni Budaya.
Saya tersenyum bangga melihatnya, sekaligus bertanya-tanya dalam hati apakah saya berhak menyandang gelar sebagai Praktisi Seni Budaya?

Apakah karena saya menulis sebuah lagu yang sangat sederhana berjudul "Hymne Membaca", ataukah karena saya pernah menyandang predikat mojang kota Bandung 2010? ataukah karena sejumlah piagam penghargaan yang saya raih di Bidang Kesenian khususnya Seni Musik semasa saya kecil dulu?

Yang pasti gelar praktisi budaya ini sedikit menggelitik saya. Mind set saya mengenai budaya adalah keseluruhan aspek kehidupan baik itu yang berwujud dan tidak berwujud (tangible and intangible). Bukankah kita semua praktisi seni dan budaya? Kalau boleh saya ingin mempersembahkan gelar praktisi Seni Budaya ini kepada semua orang yang "nyeni dan berbudaya" di Kota Bandung.

Thursday, July 24, 2010 the exact date I was asked to judge the level of elementary school reading contest. After two years in a row into the race jury ultimately I got a certificate with the inscription Liestina Agustin S. Pd P practitioners Art Culture.

I am proud to see, at the same time wondering to myself whether I am entitled to a degree as a practitioner of Art and Culture? Is it because I wrote a very simple song titled "Reading the hymn", or because I never carry the predicate ancestor city of Bandung in 2010? or because a number of charter award that I achieved in the Field of Art Music Art, especially during my child?

What is certain degree of cultural practitioners was slightly intrigued me. My mind set is the whole aspect of cultural life that's both tangible and intangible assets. Do not we all practitioners of the art and culture? If I may I would like to dedicate this Cultural practitioner title to all the people who "nyeni dan berbudaya" in Bandung.

Jumat, 07 Mei 2010

Kendang Sunda / Sundanese Drum

Kendang Sunda adalah salahsatu alat musik tradisional yang berkategori perkusi. Terdiri dari 3 kendang yaitu satu kendang yang berukuran besar dan 2 lainnya berukuran kecil atau disebut kulantir.
Cara menabuh gendang biasanya menggunakan telapak tangan (ditepak) atau menggunakan pemukul. Kaki dan kedua tangan berperan penting dalam permainan kendang sunda.

Berbeda dengan instrumen ritmis yang terpatern, Kendang Sunda justru bebas berimprovisasi tergantung dari keahlian penabuhnya, Fungsinya adalah "ngigelkeun penari atanapi wayang" mengiringi gerakan penari atau wayang golek.

Sundanese drum is one of traditional percussion instruments. Consist of 3 pieces, Big drum and 2 little drum called kulantir. It played bare hand by palm or rubber stick. Feet and palm is very important in playing Sundanese drum.

Different with other rhythmic instruments that running in patterns, this drum played freely improvise, depends on the player ability. The dancers or wooden puppet "wayang" usually move along the drum sounds. It has unique sound and
groove, amazing talking drum.

Budaya Sunda dan Bambu



Bambu yang merupakan jenis rumput-rumputan ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan budaya Sunda. Bahkan bisa dibilang budaya Sunda adalah budaya bambu, hal ini dapat dilihat dari rumah tradisional (bilik), perkakas rumah tangga, alat musik hingga filosofi Sunda yang berasal dari Bambu.

Bambu mudah ditanam di mana saja dan tidak memerlukan perawatan yang sulit. Mempunyai ketahanan yang luar biasa dan kekuatan tariknya dapat bersaing dengan Baja. Rumpun bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi. Selain itu bambu mempunyai kelenturan yang tinggi ditambah dengan sifat bambu yang elastis, struktur bambu mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap angin maupun gempa.

The lawn grass Bamboo can not be separated from Sundanese Culture. We can Say Sundanese Culture is Bamboo Culture, it can be seen from the traditional housing, household tools, music instruments and their philosophy that came from Bamboo.

Bamboo is very easy to grow, anytime and everywhere with little maintenance, It has amazing endurance and it tensile strength compareable with steel. Burned bamboo grove still able to grow. Beside those things Bamboo has high flexibility and elasticity, and also high endurance toward wind an earthquake.






Si Cepot

Tokoh pewayangan ini tidak asing lagi di telingga kita. Cepot atau Astarajingga adalah putra dari Semar Badranaya, juga merupakan punggawa kerajaan Astina yang bersahaja dan sangat dekat dengan masyarakat. Karakternya yang low profile dan "bodor" membuat suasana ceria bila tokoh ini muncul. Penemu tokoh ini adalah Asep Sunandar Sunarya.

Cepot kini menjadi Icon kebudayaan orang sunda. "Cunihin jeung resep hereuy" itulah figur para jajaka di Tatar Sunda, namun tidak lupa akan tanggung jawabnya membangun negara.

This famous traditional Sundanese puppet named Cepot, He is one of musketeers in Astina Kingdom (Sundase Ancient Kingdom) who is very modest and close to people. His presence always refreshing because he's very funny and low profile. Cepot created by the most famous and talented "dalang"puppet master named Asep Sunandar Sunarya.

Cepot is an Icon for Sundanese culture, smooth talker and big joker thats sundanese male figure, but never forget to protect and develop their Country.

Minggu, 02 Mei 2010

Mojang Jajaka Kota Bandung
















Bila di Jakarta kita mengenal Abang None, di Bali ada Teruna-Teruni, di Jogyakarta ada Kang Mas dan Diajeng, kota Bandung memiliki Mojang Jajaka. Mojang adalah istilah sunda untuk wanita yang belum menikah, sedangkan jajaka sebutan untuk pria-nya. Pemuda pemudi yang tinggal di kota Bandung dan masih lajang bisa disebut Mojang dan Jajaka. Lalu apa beda-nya dengan Mojang Jajaka yang satu ini?

Pasanggiri Mojang Jajaka adalah salah satu even tahunan yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Bandung bekerjasama dengan Paguyuban Mojang Jajaka Kota Bandung. Tujuannya untuk mencari nonoman sunda nu hade bibit bebet sareng bobotna. Diharapkan dengan diadakannya pasanggiri ini akan lahir Duta Budaya dan Pariwisata, yang bisa mempresentasikan kepariwisataan Kota Bandung kepada masyarakat luas.

Berbicara mengenai Budaya dan Pariwisata, dua elemen yang cakupannya sangat luas.

Budaya berarasal dari bahasa sansakerta yaitu budhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya baik itu sesuatu yang berwujud (tangible) seperti tempat, bangunan, pakaian, alat-alat rumah tangga, hiasan dll. dan tidak berwujud (intangible) seperti ide, gagasan, perilaku, kebiasaan, aturan dsb. Seni hanyalah bagian kecil dari budaya yang diwujudkan dalam sebuah media, suara dan gerak.

Wisata menurut UU No 10 Tahun 2009 berarti kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuang rekresi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan dan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha dan pemerintah.

Pariwisata memayungi beragam sektor kehidupan dan merupakan ‘The Biggest Earner and Employer’ (Penghasilpendapatan terbesar dan penyedia lapangan kerja/berusaha terbesar) di dunia. Dampak pariwisata tidak hanya berupapeningkatan kualitas lingkungan, namun juga dampakekonomi langsung berupa Pendapatan Pajak, Retribusi dan pendapatan lainnya.

Seorang Mojang Jajaka harus memahami kerangka berfikir ini, sehingga saat pasca pemilihan mereka memiliki visi dan misi ke depan tentang apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai duta Budaya dan Pariwisata terpilih. Saat ini keberadaan Mojang Jajaka masih sebatas ornamen atau "hiasan" pada even-even besar di Kota Bandung. Belum menjadi publik speaker atau representative yang benar-benar bisa mewakili Kota-nya. Diharapkan para Mojang Jajaka dapat duduk satu meja dengan pemerintah untuk mengkomunikasikan ide-idenya membangun Kepariwisataan Kota Bandung.