Senin, 26 Juli 2010

Batik Bandungan















Alhamdulilah, siang ini saya masih bisa mendampingi 68 Ibu walikota untuk berkunjung ke Taman Kota Bandung Lautan Api dan Pameran dekranasda di Pendopo Kota Bandung.
Salah satu stand yang menarik perhatian saya di pameran tersebut adalah Batik Bandungan.

Batik Bandungan ini adalah hasil karya Ibu Tetet Cahyati, putri dari pelukis ternama Popo Iskandar. Motifnya Abstrak Geometris dengan warna dasar yang cerah membuat batik ini terkesan dinamis dan casual.

Senin, 19 Juli 2010

What is that on bottle?


Jalan padasuka, jalan yang saya lewati setiap hari. Jalan yang sering terkena macet apabila bus yang berisi turis asing lewat menuju Saung Angklung Udjo. Di jalan tersebut, saya melihat deretan botol coca-cola yang dipajang sepanjang jalan.

Lalu saya melihat salah satu ojeg motor berhenti di depan kios yang menjajakan botol coca-cola tersebut. Lalu penjaga kios memasukan 2 botol coca-cola ke dalam tangki bensin. Ternyata motor zaman sekarang bahan bakarnya coca-cola hehehe.

Padasuka roads, roads that I pass every day. Roads are often exposed to traffic when a bus containing the foreign tourists through to Saung Angklung Udjo.

On the road, I saw a row of bottles of coca-cola on display along the way. Then one motorcycle stopped in front of stalls selling the coca-cola bottle. Then the kiosk por two bottles of coca-cola into the gas tank. It turns out today's motor fuel coca-cola hehehe.

Jumat, 16 Juli 2010

Create your own perfume, Paledang perfumery



Anda pecinta parfum? mungkin saja salah satu alternatif yang ada di kota Bandung ini bisa menjadi wahana untuk menyalurkan kreatifitas anda. Jalan paledang bukan merupakan jalan utama di kota Bandung. Dari arah jalan karapitan, sebelum perempatan lima, anda akan melihat plang kecil di sebelah kanan jalan dengan tulisan colector parfum, dan beberapa saat kemudian munculah jalan kecil paledang di sebelah kiri jalan. Agak susah memang parkir di jalan yang kecil, namun anda bisa meminta bantuan para tukang parkir yg ramah di sana.

Di tempat ini anda bisa menciptakan parfum sendiri. Biang parfum yang di-impor dari "luar", dapat dibeli per mili liter. Saat ini biang tersebut masih berlabel parfum-parfum terkenal, seperti Bvlgari, Gucci, Body Shop, Tribu dan sebagainya. Namun biang hasil penyulingan murni buah, bunga dan kayu wangi pun tersedia di sini dan siap untuk dikreasikan.

Anda bisa membawa botol sendiri untuk di-isi ulang. Baik itu wangi original ataupun hasil kreasi sendiri. Takaran biang parfume, cairan pencampur dan warna dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Bila anda membawa "resep/formula" sendiri untuk sebuah parfum, silahkan anda konsultasikan dan jangan lupa tanyakan harga per mili liter terlebih dahulu sebelum parfum anda diproses. Anda yang tidak membawa botol, di tempat tersebut juga menyediakan botol-botol menarik siap pakai.

Soal kualitas berani diadu, wanginya cukup tahan lama dan tidak menguning di baju. Hal ini dikarenakan cairan pencampur biang spesial made in Bandung. Dan akhirnya parfum anda dikemas dengan tas mungil dan cantik, cocok untuk souvenir ataupun hadiah dari kota Bandung tercinta.

Are you perfume lover ? may one of the existing alternatives in Bandung, be a vehicle to channel your creativity. Paledang road is not a main street in Bandung. From karapitan street, before the intersection of five, you'll see a small signpost on the right path with the inscription colector perfume, and moments later paledang lane appears on the left side of the road. It's rather difficult to park in a small way, but you can ask the help of a friendly handyman there.

At these places, you can create own perfume. Source of perfume that are imported, can be purchased per milli-liter. At this moment, source is still labeled perfume perfume-famous, such as Bvlgari, Gucci, Body Shop, Tribu, and so forth. However, the distillation of pure prickly fruit, flowers and fragrant wood was available.

You can bring their own bottles to be refilled. Whether it's an original fragrance or own creations. Parfume prickly dose, liquid mixing and color can be customized with customer demand. When you bring 'recipe/formula "itself for a perfume, please consult you and do not forget to ask the price per milli-liter of perfume first before you are processed. You are not bringing a bottle, in place also provides interesting bottles ready for use.

About the quality of courage pitted, fragrance durable enough and does not turn yellow in the shirt. This is because the fluid mixing special nerds made in Bandung. And finally your perfume is packaged with a tiny and beautiful bag, perfect for souvenirs or gifts from my beloved city of Bandung.




Kamis, 15 Juli 2010

Kopi Progo Coffee Shop and Longue

Bandung 200 tahun dengan logonya everlasting beauty, tak henti-hentinya berinovasi untuk menyajikan sesuatu yang "segar dan beda dari yang lain". Kalau tahun 90-an kita mengenal cafe tenda di sepanjang jalan dago dengan jagung bakar and pisang bakarnya, kini trend beralih ke coffee shop and cyber cafe.

Kopi progo salah satu cafe yang saya rekomendasikan. Selain suasananya yang sejuk dan nyaman, kita juga dapat menikmati sederetan menu makanan dan minuman yang seringkali diacungi jempol oleh setiap orang yang saya ajak ke sana. Anda pecinta kopi, Bananapuchino, Kopi Kurma, Vanila latte dan sebagainya, pasti tidak segan merogoh saku anda demi menikmati segelas kopi di cafe ini. Selidik punya selidik ternyata saya menemukan mesin expresso di dapur mereka yang membuat kopinya terasa "kopi banget".

Selain itu kreativitas pemiliknya tampak disetiap sudut. Dari awal pintu masuk saya tidak henti-hentinya terkesan dengan kejutan kecil di cafe ini. Ruangannya ditata unik dihiasi foto-foto Bandung tempo dulu, rak yang berisi beragam biji kopi, lukisan yang menarik. Saya juga melihat ada sudut untuk mengisi batre HP anda dengan tulisan Charger Corner, menarik memang, saya pun tersenyum melihatnya "kok kepikiran yah?". Setiap meja cafe dilengkapi oleh colokan listrik bagi anda yang membawa laptop. Selain itu ada juga sudut techno corner bagi anda yang tidak membawa laptop tapi ingin mengupdate status fb atau membuka email sambil menunggu makanan tiba.

Bandung 200 years with its logo everlasting beauty, innovate ceaselessly to present something "fresh and different from others." If the 90s we know the cafe tents along the streets dago with roasted corn and grilled bananas, the present trend of switching to coffee shops and cyber cafes.

Coffee Progo one cafe that I recommend. In addition to the cool and comfortable atmosphere, we can also enjoy a series of food and beverage menu that often thumbs up by everyone with whom I go there. Your coffee lovers, Bananapuchino, Coffee Dates, Vanilla latte and so forth, certainly not shy about reaching into your pocket for the sake of enjoying a cup of coffee in this cafe. I have proved accurate critical finding Expresso machine in their kitchen making coffee was "really a coffee".

Also look in every corner of the creativity of their owners. From the beginning of my entrance endlessly impressed with the little surprises in this cafe. The room is decorated uniquely styled photos of Bandung past, the shelf that contains a variety of coffee beans, an interesting picture. I also see no point to fill you with a written batre HP Charger Corner, interesting indeed, I smiled to see "how come it crossed on their mind?". Each table is equipped by the power jack cafe for those of you who carry a laptop. In addition there is also a techno angle corner for those of you who do not carry a laptop but want to update the status of fb or open an email while waiting for the food arrived.

Rabu, 14 Juli 2010

glass painting and ceramic workshop


Bandung yang kini menyandang predikat sebagai kota kreatif ke 11 yang diakui oleh pemerintah United Kingdom, tak henti-hentinya berkarya menciptakan sesuatu yang kreatif, inovatif dan fresh.

Siang ini, saya diajak ke sebuah tempat yang cukup menarik. Letaknya cukup strategis, di depan taman pramuka kota Bandung, tepatnya di sebelah rumah cantik citra.

Dari depan sih tampak seperti rumah biasa hampir tidak terlihat ada plang ataupun billboard. Saat saya melangkah masuk ternyata rumah mungil tersebut adalah workshop pembuatan lukisan kaca atau istilah kerenya glass painting milik ibu helena. Cukup menarik, apapun yang terbuat dari gelas mulai gelas, piring, aquarium, vas, botol hingga bohlam lampu disulap menjadi sebuah karya seni yang bernilai.

Di sebelahnya ada workshop keramik milik ibu Elin, ternyata mereka adalah kakak beradik pencinta craft.

Bentuk maupun design keramik dapat dipesan oleh costumer masing-masing, mereka tidak membatasi kreativitas pemesan dengan membuat katalog. Disana terdapat cafe dan ruang galeri kecil yang unik dan juga ruang pembakaran keramik.



Bandung, which now holds the title as a Creative City who are recognized by the government of United Kingdom, worked unceasingly to create something creative, innovative and fresh.

This afternoon, I was invited to a place that was quite interesting. A strategic location, in front of Scouts Garden city of Bandung, exactly next door to beautiful images. From the front still looks like a regular house there is almost no visible signpost or billboard.

When I stepped inside the tiny house is apparently making workshops or the term glass painting glass painting kerenya helena's mom. Interestingly enough, anything made of glass from glasses, dishes, aquarium, vases, bottles until the bulb lights transformed into a work of art that is worth.

Beside it was a ceramics workshop Elin's mother, it turns out they are brother and sister craft lover.

Forms and ceramic designs can be ordered by each customer, they do not restrict creativity by making the buyer catalog. There are cafes and a small gallery space and also unique ceramic combustion chamber.



Rabu, 07 Juli 2010

GAMBAR PEMANDANGAN doktrin kental pak Tino Sidin

Dahulu, saat saya masih duduk di bangku TK dan SD dan hanya ada satu channel TVRI. Biasanya setelah mandi sore saya menantikan acara menggambar yang diasuh oleh Pak Tino Sidin.

"Gambar ini datangnya dari Upin TK Seruni, Bagus" Ucapnya.

Meskipun banyak gambar yang ia ajarkan, namun hanya ada satu yang teringat di luar kepala hingga saat ini, yaitu gambar pemandangan. Dua gunung kembar beserta jalan di tengah-nya.



Mungkin anda mengalami hal yang sama dengan saya. Anehnya ketika saya disodorkan selembar kertas kosong dan disuruh menggambar pemandangan, saya teringat lagi dengan gambar yang sama, dan begitu pula ketika saya mengajar menggambar kepada Adik saya. Saya tersenyum mengehkeh.... how is that possible?

Doktrin yang sangat kuat dari pak Tino Sidin ternyata. Pembodohan masal kah, sehingga kreativitas kita terbatasi? Atau dahulu ada kurikulum yang memuat gambar pemandangan di pelajaran kesenian?. Lalu bagaimana cara Anda mengajarkan menggambar pemandangan kepada anak kelak?